Minggu, 26 Mei 2019

BUDIDAYA LEBAH MADU


TUGAS APLIKASI SOFTWARE
BUDIDAYA LEBAH MADU




DISUSUN OLEH :


     Muhammad Abdul Aziz          23010117140070









PROGRAM STUDI  S-1 PETERNAKAN
DEPARTEMEN PETERNAKAN
FAKULTAS PETERNAKAN DAN PERTANIAN
UNIVERSITAS DIPONEGORO
SEMARANG
2018



BUDIDAYA LEBAH MADU
 Image result for sarang lebah
Budidaya lebah ada 2 cara yaitu :
1) Budidaya Lebah Secara Menetap
2) Budidaya Lebah Secara Berpindah. Pada budidaya lebah secara menetap koloni lebah diperoleh dari penangkapan koloni yg belum dibudidayakan, sedangkan pada budidaya lebah secara berpindah sampai saat ini koloni diperoleh dari lebah paket. Berikut akan diuraikan teknik budidaya lebah madu.
1. Cara Mendapatkan Koloni Lebah
Teknik penangkapan koloni Apis Cerana.
Koloni Apis Cerana yang belum dibudidayakan sering dijumpai di atap rumah,lubang-lubang batang pohon dan sebagainya.
Suatu koloni dapat ditangkap langsung lalu dimasukan ke dalam kotak penangkap yang sudah diisi sisiran kosong dan larutan gula kental yang diletakan dekat koloni lebah yang telah ditangkap.
Mula-mula koloni lebah diasapi secukupnya sehingga lebah menjadi jinak atau tidak agresip. Irislah sisran sarang lalu ikatkan pada bingkai sarang perlahan-lahan ,kemudian cari ratunya. Masukan lebah ratu ke dalam sangkar ratu lalu tempelkan ditengah sisiran yang sudah disiapkan di dalam kotak lebah. Sisiran lebah yang dipindah adalah sisran muda yang berwarna putih dan penuh larva, madu dan tepungsari (pollen). Letakkan kotak lebah pada tempat yang agak terbuka supaya anggota koloninya yang lain dapat masuk kedalam kotak itu. Setelah semua lebah masuk, kotak ditutup. Sehari setelah penangkapan, kurungan ratu dibuka dan agar ratu tidak terbang maka sayap depan lebah ratu dipotong sedikit. Tiga hari setelah penangkapan, lebah sudah tenang dan akan aktif kembali mencari makan, mebuat sarang dan sebagainya.
2. Teknik Pemeriksaan Koloni Lebah
Pemeriksaan koloni dimulai 3 hari setelah penangkapan atau pembibitan. Setelah koloni kelihatan berkembang biak, pemeriksaannya cukup sekali seminggu.
Langkah-langkah pemeriksaan koloni lebah adalah sebagai berikut:
a.     Persiapkan perlengkapan petugas.

b.    Pemeriksa dan pembantu pemeriksa berdiri di kiri kanan kotak agar tidak menutupi jalur terbang lebah , sehingga tidak disengat.

c.     Perlahan-lahan tutup luar dibuka sampai sedikit bergeronggang. Pada koloni sedikit dihemburkan asap dengan 2 – 3 kali pengasapan.


d. Tutup dalamnya dibuka dan diasapi kembali dengan sekali hembusan. Jika pada tutup terdapat segerombolan lebah, tutup dalam goyangkan diatas kotak lebah, sehingga lebah jatuh pada kotaknya.
e. Bingkai diangkat dari tepi secara perlahan-lahan, jika sukar dapat digunakan pengungkit.
f.    Angkatlah bingkai dan periksa satu persatu, pemeriksaan harus selalu diatas peti lebah, sehingga apabila ratu lebah jatuh akan tepat pada koloni yang sedang diperiksa.
g.    Periksalah secara cepat dan cermat keadaan ratu, larva, telur dan madu serta tepung sarinya
h.    Catat hasil pemeriksaannya.
i.    Bingkai-bingkai sisiran kembalikan pada posisi semula kemudian tutuplah kotak seperti keadaan semula.
3. Pengaturan Sisiran Sarang
Pengaturan sisiran sarang lebah lazim disebut dengan teknik manipulasi. Hal ini merupakan suatu usaha untuk meningkatkan daya kerja koloni lebah dalam membangun sarangnya.
Pengaturan sisiran sarang sebenarnya hanya dapat dilakukan pada bingkai yang berpondasi sarang atau sisiran sarang dengan lidah bimbingan. Pengaturan sisiran sarang dapat dilakukan dengan 2 cara, yaitu  pengaturan sisiran dalam satu kotak dan pengaturan sisiran  antar kotak.
3.1.  Pengaturan Sisiran Sarang dalam Kotak.
Jika dalam satu koloni lebah baru setengahndari seluruh sisran yang terbentuk, maka untuk mempercepat perkembangan koloninya sisran tersebut harus dipindah-pindahkan, urutannya sebagai berikut : misalnya sisran pertama dan keempat berisi madu dan tepungsari sedangkan sisran kedua dan ketiga berisi  telur dan larva, sisran kelima kosong, maka sisiran kelima harus dipindahkan ke  antara sisiran kedua dan ketiga, menggantikan posisi sisiran ketiga.
Tiga hari setelah diatur kembali diperiksa sisiran kelima. Diharapkan lebahnya sudah membangun sarangnya di sisiran tersebut. Hal ini biasa dilakukan pada musim membangun atau mempersiapkan koloni pada masa panen madu.
3.2.  Pengaturan  Sisiran Sarang antar Kotak.
Pengaturan sisiran sarang antar kotak dilakukan untuk memperkuat koloni yang lemah. Caranya sebagai berikut :
Siapkan kotak koloni lebah yang lemah dan kotak koloni lebah yang kuat. Beberapa sisiran yang berisi madu, tepungsari, larva dan telur dipindahkan dari koloni yang kuat ke dalam koloni yang lemah tanpa meyertakan lebah. Letakkan sisiran yang berisi telur dan larva dibagian tengah diantara sisiran lainnya. Sisiran yang berisi tepungsari dan madu diletakan dibagian tepi. Kotak lebah diletakkan pada lokasi yang banyak bunga tanaman pakan lebah. Setelah 7 hari koloni itu diperiksa.
4. Pemindahan Koloni Lebah
Pemindahan koloni atau penggembalaan baru diperlukan pada budidaya Apis mellifera, sebab lebah ini memerlukan bunga-bunga tertentu dalam jumlah yang besar sehingga koloninya perlu dipindah-pindahkan dari daerah satu jenis bunga ke daerah jenis bunga lainnya lainnya.
Pada waktu senja setelah semua lebah masuk ke dalam kotak tutuplah pintu masuknya. Bingkai sarang yang berisi madu diambil lalu diganti dengan fondasi sarang. Bingkai-bingkai tersebut harus dirapatkan agar tidak bergerak-gerak dalam perjalanan. Tutup dan dasar kotak juga dirapatkan dengan jalan dipaku. Apabila pengangkutannya dengan kendaraan, lobang kotak diatur berhadapan dan tidak menghadap ke arah perjalanan kendaraan. Usahakan agar perjalanan dilakukan pada malam hari. Apabila perjalanannya jauh perlu istirahat, perciki kotak dengan air. Setelah sampai ditempat areal penggembalaan baru, keesokan harinya pintu kotak dibuka secara bertahap. Pertama-tama 3 – 4 cm dahulu untuk memberi kesempatan kepada lebah pekerja berorientasi.
5.  Menyatukan Koloni Lebah
Tujuannya adalah untuk menyelamatkan serta mengembangkan koloni lebah yang lemah ataupun koloni yang tidak mempunya ratu, juga merupakan usaha mendapatkan koloni yang kuat menjelang panen madu.
Koloni yang kuat yaitu koloni yang mempunyai ratu produktif dengan minimum 5 sisiran penuh lebah. Kotak yang berisi koloni kuat dibuka tutup atasnya dan tutup dalamnya diganti dengan selembar kertas koran yang telah dilubangi. Arah lubang itu sejajar dengan ruang antara sisiran. Koloni lebah yang lemah atau tidak beratu setelah diangkat tutup dasarnya diletakan diatas kotak koloni tadi. Dalam waktu 12 jam diharapkan kedua koloni tersebut telah bersatu melalui rintisan koran tadi.
Untuk mempercepat oleskan larutan gula pada kertas koran tersebut. Penggabungan ini harus dikerjakan pada malam hari, sebab pada saat itu koloni sudah dalam keadaan tenang dan semua lebah sudah ada didalam kotak. Pindahkan kotak lebah gabungan tersebut ke daerah pakan lebah. Tujuh hari setelah penggabungan koloni harus diperiksa.
6.  Memperbanyak Koloni Lebah
Hal-hal yang perlu diperhatikan untuk memperbanyak koloni lebah adalah sebagai berikut :
a.    Koloni lebah lebah harus kuat, yaitu dalam satu kotak berisi minimum 8 sisiran penuh lebah. Ratunya dalam keadaan aktif bertelur, lebah pekerja giat mencari makan dan koloni bebas dari hama dan penyakit.

b.    Cukup tersedia bahan pakan lebah tersebut.
Apabila kedua hal tersebut terpenuhi maka koloni dapat diperbanyak.
Koloni yang akan diperbanyak dan kotak dengan sisiran fondasi sarang kosong disiapkan, ratunya dipindahkan ke koloni tersebut dengan 4 – 5 sisiran sarang. Kotak yang telah berisi ratu dipindahkan jauh. Untuk Apis Cerana pemindahan sekurang – kurangnya 700 m, dan untuk Apis Mellifera 2.000 m. Pemindahan ini bertujuan  agar lebah tidak kembali ke tempat asalnya. Lima hari setelah pemecahan, koloni diperiksa, apabila terdapat lebih dari 1 sel ratu, pilih sel ratu yang paling kuat dan yang lainnya dibuang.
Memperbanyak koloni ini bermaksud untuk pembibitan atau untuk mempersiapkan koloni menghadapi masa panen madu.
7.  Mempersiapkan Masa Panen.
Kotak madu diisi sepuluh sisiran kosong (fondasi sarang). Letakkan kotak madu ini diatas kotak eram, diantara kedua kotak itu terlebih dulu dipasang penyekat ratu ( “queen excluder” ).
Sisiran kotak madu yang telah berisi madu  dan tertutup lilin siap dipanen. Madu yang belum ditutup lapisan lilin atau belum 7 hari sebaiknya jangan dipanen sebab masih terlalu banyak kadar airnya atau disebut “ madu muda “.
8.  Teknik Panen.
Panen dilaksanakan pada pagi hari atau sore hari. Madu yang dapat dipanen dipilih dari sisiran yang penuh madu atau dua pertiganya berisi madu yang sudah tertutup lilin.
Bingkai dan sisiran dibersihkan lebahnya dengan menggunakan sikat lebah. Lapisan lilin dikupas dengan pisau pemanen madu yang sudah dicelup air panas. Kemudian sisiran dengan bingkainya dimasukan ke dalam ekstraktor. Bingkai sisiran yang sudah dipanen dikembalikan lagi ke kotak semula. Pemanenan dilakukan pada kotak secara berselang seling, yaitu kotak no. 1, 3, 5 dan seterusnya. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari perampokan antar koloni.
9.  Penangkaran Lebah Ratu
Penangkaran ratu sebaiknya dilakukan pada saat banyak nektar dan tepung sari.
9.1.    Penangkaran Lebah Ratu Secara Alam.
Penangkaran ratu secara alam dapat dikerjakan dengan dua cara, yaitu:
a.    Memecah koloni menjadi dua seperti telah dikemukakan diatas.
b.    Memanfaatkan hijrah, dimana terbentuk beberapa sel calon ratu secara alami. Pindahkan sel calon ratu  yang terletak di bagian bawah sisiran sarang ke dalam koloni yang lain.
9.2.    Penangkaran Lebah Ratu Buatan.
Dipakai sel ratu buatan berupa mangkokan kecil yang dipasang pada bingkai sisiran. Mangkok-mangkok diisi larva lebah yang berumur 2 hari. Dua belas jam setelah menetas letakkan bingkai sisiran yang berisi mangkokan tadi  kedalam koloni yang kuat. Tiga belas hari setelah setelah dititipkanpada koloni, calon ratu dipindahkan lagikepada koloni lebah yang tidak mempunyai ratu. Diharapkan 5 hari setelah pemindahan terakhir akan diperoleh ratu didalam koloni itu.
Untuk mangkok ratu dapat dibuat sendiri dengan cara membuat cetakan dari kayu yang sesuai dengan sel calon ratu.


Sabtu, 25 Mei 2019

Perbedaan Crumble, Pellet dan Mesh


PENGERTIAN BAHAN PAKAN CRUMBLE
Crumble merupakan bentuk ransum yang umum digunakan sebagai ransum ayam broiler. Kelemahan ransum bentuk crumble yaitu mudah mengalami kerusakan pada saat pengangkutan dan penyimpanan karena strukturnya yang kurang kuat dan kompak sehingga mudah hancur. Penggunaan bahan perekat pada saat pengolahan pakan diharapkan dapat memperbaiki sifat fisik ransum ayam broiler sehingga dapat meningkatkan konsumsi ransum dan memperbaiki performa ayam broiler serta tidak memberikan pengaruh yang buruk terhadap organ dalam ayam broiler.
Crumble merupakan tipe ransum yang dihasilkan dari campuran bahan pakan pada mesin pellet dan kemudian pellet dihancurkan dengan ukuran lebih kasar dari mash. Retnani dkk. (2009) menyatakan bahwa pemberian pakan dalam bentuk  crumble  diharapkan  dapat  lebih  menjamin  campuran  bahan  pakan, termasuk bioaktif di dalam pakan lenbih homogen. Bioaktif yang diberikan dalam pakan dapat dikonsumsi oleh ternak seluruhnya. Ransum bentuk crumble memberi hasil yang lebih baik karena bioaktif dapat tercampur secara homogen didalam pakan yang dikonsumsi.
Bahan yang digunakan yaitu ransum bentuk crumble yang terbuat dari jagung, dedak padi, bungkil kedelai, bungkil kelapa, tepung ikan, CGM, CPO, dan premix. Kemasan yang digunakan yaitu karung goni, karung plastik, kemasan kertas, dan kemasan plastik.

KELEBIHAN BAHAN PAKAN CRUMBLE
Bentuk pakan untuk menghasilkan konversi pakan yang baik untuk unggas adalah pakan bentuk crumble dan pellet dibandingkan dengan mash. Pakan bentuk crumble dan pellet cenderung mengurangi jumlah pakan yang hilang di dalam litter dibandingkan dengan pakan mash. Pakan bentuk pellet memiliki konversi yang lebih baik dibandingkan dengan pakan bentuk mash yaitu 1,8 berbanding 1,9. Selain itu hal lain yang mempengaruhi konversi pakan adalah kandungan energi metabolis dalam pakan karena akan mempengaruhi konsumsi pada ayam pedaging. Menurut Anggitasari dkk. (2016), bahwa pakan crumble mengurangi jumlah pakan yang tercecer pada litter untuk mengurangi jumlah pakan yang hilang.
Pemberian pakan dalam bentuk  crumble  diharapkan  dapat  lebih  menjamin  campuran  bahan  pakan, termasuk bioaktif di dalam pakan lenbih homogen. Bioaktif yang diberikan dalam pakan dapat dikonsumsi oleh ternak seluruhnya. Ransum bentuk crumble memberi hasil yang lebih baik karena bioaktif dapat tercampur secara homogen didalam pakan yang dikonsumsi.
Sering dilakukukan analisis bahwa bahan pakan berbentuk crumble memiliki daya simpan dan segi pertumpukan kerapatan yang nyata dan mampu meningkatkan angka konsumsi pada ayam pedaging periode starter serta penyimpanan lama bisa menyebabkan tidak berpengaruhnya perubahan ukuran partikel. Hal ini sesuai dengan pendapat Retnani dkk. (2009), bahwa pertumpukan kerapatan dan ukuran partikel tidak mempengaruhi daya simpan dalam arti bahan pakan crumble tetap untuk menjaga dari segi kualitas. pengecilan ukuran partikel dan kadar air tidak berpengaruh nyata terhadap pengukuran berat jenis dari berbagai kelompok bahan pakan sumber energi, sumber hijauan, sumber protein nabati, dan hewani serta bahan pakan sumber mineral.
Penambahan bahan tambahan dalam bentuk crumble mampu meningkatkan sifat fisik meliputi tingkat kerapatan, berat jenis, ukuran partikel, daya simpan sertanilai konversi dalam ransum.Menurut Widianingsih (2008), bahwa Penambahan bahan perekat pada proses pengolahan ransum bentuk crumble dapat membantu meningkatkan sifat fisik ransum dengan harapan tidak memberikan pengaruh yang buruk terhadap kualitas nutrisi ransum. Sifat fisik ransum yang baik diharapkan dapat memperbaiki efisiensi penggunaan ransum sehingga dapat menghasilkan nilai konversi yang rendah dan meningkatkan produktivitas ternak  tanpa menimbulkan kelainan pada organ dalam ayam broiler.

KELEMAHAN BAHAN PAKAN CRUMBLE 

Kelemahan ransum bentuk ini yaitu mudah mengalami kerusakan pada saat pengangkutan dan penyimpanan karena strukturnya yang kurang kuat dan kompak sehingga mudah hancur. Struktur pellet yang kuat, kompak, dan kokoh akan menghasilkan bentuk crumble yang lebih baik. Selain itu untuk membentuk pellet yang kuat, diperlukan bahan perekat pada saat pengolahan pakan sehingga crumble yang dihasilkan akan lebih baik (tidak mudah hancur). Menurut Marzuki dan Rozi (2018), bahwa bahan pakan bentuk crumble bisa menyebabkan kerusakan fisik apabila terjadi pengangkutan ingin mencampurkan bahan pakan ini dengan bahan bentuk pellet.
Related image
Bahan Pakan Crumble dan Pellet
(google.com)

Related image

Perbedaan Bentuk Mash Crumble dan Pellet (Google.com)



DAFTAR PUSTAKA
Anggitasari, S., O. Sjofjan dan I. H. Djunaidi. 2016. Pengaruh beberapa jenis pakan komersial terhadap kinerja produksi kuantitatif dan kualitatif ayam pedaging. Buletin Peternakan. 40(3): 187-196.
Marzuki, A., dan B. Rozi. 2018. Pemberian Pakan Bentuk Cramble dan Mash Terhadap Produksi Ayam Petelor. 18(1): 29-34.

Retnani, Y.,  D. Wigati dan A. D. Hasjmy. 2009. Pengaruh Jenis Kemasan dan Lama Penyimpanan terhadap Serangan Serangga dan Sifat Fisik Ransum Broiler Starter Berbentuk Crumble. Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Peternakan. 12(3): 173-145.

Widianingsih, M. N. 2008. Persentase Organ dalam Broiler yang diberi Ransum Crumble Berperekat Onggok, Bentonit dan Tapioka. Jurusan Ilmu Nutrisi dan Makanan Ternak. Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Selasa, 21 Mei 2019

PRODUKSI DAGING KELINCI


PETERNAKAN KELINCI UNTUK PRODUKSI DAGING

               Kelinci klasifikasi zoologi saat ini, ordo Lagomorpha dibagi menjadi dua keluarga besar: Ochotonidae dan Leporidae. Kelinci dan kelinci adalah anggota keluarga Leporidae. Klasifikasi taksonomi dari Leporidae yang telah diterima sebagai dibagi menjadi 11 genera, salah satunya, genus Sylvilagus, patut disebutkan secara khusus karena keberadaannya yang tersebar luas di seluruh benua Amerika Utara dari 13 spesiesnya (diketahui sebagai cottontail, di antaranya adalah Sylvilagus floridanus, yang dikenal di Eropa sebagai "mini-hare"). Dua anggota keluarga adalah genus Lepus, dengan 30 spesies kelinci berasal dari Dunia Lama, dan genus Oryctolagus, juga berasal dari Eropa, yang hanya memiliki satu spesies, Oryctolagus cuniculus, atau kelinci Eropa. Tiga genera berbeda dalam jumlah kromosom (Sylvilagus 2n = 42; Lepus 2n = 48; Oryctolagus 2n = 44), sehingga persilangan tidak subur dan tidak menghasilkan persilangan. Anggota ordo Lagomorpha adalah penduduk asli di setiap sudut dunia kecuali untuk Antartika, Madagaskar, beberapa wilayah Indonesia, dan bagian selatan Amerika Selatan. Kelinci baru saja dibawa ke Selandia Baru dan Australia oleh manusiaProduksi kelinci memerlukan pengelolaan yang cermat terhadap parameter lingkungan, pola makan, dan pemuliaan. Sifat-sifat makanan dan nutrisi daging kelinci menunjukkan konsumsi yang sering, terutama oleh anak-anak dan remaja, wanita hamil, atlet, dan orang tua, sangat dianjurkan.. Itu adalah bentuk peternakan yang tidak rasional karena pergaulan bebas dari kelinci, ketidakmungkinan untuk memantau perkawinan, dan bahkan tidak ada aturan kebersihan yang paling sederhana, dan karena itu terutama ditujukan untuk konsumsi keluarga dan jarang dijual, dan bahkan kemudian, hanya di tingkat lokal.
Breed murni digunakan bersama dengan persilangannya, populasi lokal dari tipe genetik asli yang tidak cocok dengan metode peternakan kelinci saat ini. Pengecualiannya adalah produksi peternakan organik, yang semakin meningkat minatnya. Evolusi sektor zooteknis secara umum dan peternakan kelinci khususnya yang terjadi pada tahun 1970-an menyebabkan sistem pemeliharaan yang lebih intensif dan lebih menguntungkan dikembangkan dengan perluasan peternakan kelinci yang lebih intensif dengan hewan-hewan yang dipelihara di dalam kandang. Ini mampu mencapai produktivitas luar biasa dengan kontrol lebih besar atas faktor-faktor produksi. Alasan ketertarikan pada spesies ini adalah karena proliferasi yang tinggi dan kapasitas kelinci yang dipelihara untuk reproduksi untuk mengubah 20% dari asupan protein kelinci menjadi daging. Tidak seperti bentuk lain dari produksi zootechnical, kelinci masih terkait dengan bentuk distribusi tradisional yang didasarkan terutama pada seluruh atau setengah bangkai. Ini mungkin karena bentuk penjualan, diperkirakan 42% dijual oleh distributor massal dan 58% dijual melalui penjualan tradisional (42% tukang daging dan 16% pasar lokal, penjualan langsung, dan konsumsi pribadi). Kebutuhan untuk menanggapi permintaan konsumen yang berubah untuk produk makanan yang dapat dengan cepat dan mudah disiapkan saat ini merangsang pengembangan produk yang telah dipisah-pisahkan (pinggang dan paha) dan produk olahan (daging giling, tusuk sate, dan bakso) di sektor kelinci. Kelinci disembelih pada usia 9 hingga 13 minggu, tergantung pada tingkat kematangan yang diinginkan dan bobot tubuh yang dibutuhkan oleh pasar, yang terakhir berkisar antara 2 hingga lebih dari 2,6 kg. Usia potong dan berat badan adalah variabel penting karena pengaruhnya terhadap kualitas daging; umumnya seiring bertambahnya usia dan berat daging, hasil pemotongan, daging karkas, dan karakteristik gizi dan gizi daging meningkat.